Sering gonta ganti teman sekamar itu merupakan prestasi ku saat di pondokan, gak bangga sih… terkadang aku malah sering bertanya sendiri “WHY?” tapi
akhirnya mendengar kan penjelasan mereka yang bermacam ragam aku bisa
mengikhlaskan ketika mereka pergi meninggalkanku… sendiri… sepi… sunyi….
(sadar! Sadar!)
Baiklah… yang pastinya bukan aku penyebab musababnya, disatu sisi aku merasa senang bisa mengenal lebih dekat lebih banyak orang dari penghuni pondokan lainnya.
Dan,
ini tentang teman sekamar kesembilan… seingatku yang paling lama
menemani hari-hariku dibanding yang lainnya, dia akhirnya pergi pun
karena memang harus pergi, eh tapi kenapa ya pas wisudanya dulu tak bisa
ku hadiri…lupa! Ah sudahlah
Awal
pertemuan kami kondisi ku saat itu benar-benar lelah sepulang dari
kampus. Sehingga ketika menyapanya ekspresi ku benar-benar datar dan
melihatnya masih menyusun barang-barang aku malah pergi ke kamar lain.
Belum kenal sih…ALIBI! He
Itulah sepenggal kisah
pertemuan kami, kesan pertama ku melihatnya sepertinya dia termasuk
sosok yang membosankan pendiam, tenang, dan tak banyak bicara. Tapi
dalam satu minggu hipotesa ku tentangnya runtuh!
Sebenarnya
aku ingin menuliskan banyak kisah tapi apalah daya, lupa-lupa ingat...
^^7 yang jelas kemanisan dan kehangatan ukhuwah itu yang aku rasakan.
Ada satu keahliannya yang membuat ku terdiam suatu waktu.
_Menasehati sambil bercanda_
Seperti
biasa kami menyebut makanan junk food seperti bakso mie instan de el el
sebagai makanan sampah. Dan aku paling sering mengganggunnya dengan
kata-kata ini ketika dia membeli bakso bakar atau makan mie instan.
"Kakak..., apalah ni makan MAKANAN SAMPAH!" Ujarku nada agak kasar
Dia
hanya senyam senyum dan tertawa kecil karna mengerti memang aku tengah
bercanda,dan saat itu aku merasa ahh dia mengerti gak apa-apalah.
Tapi
karena sikapnya yang hanya senyam senyum berulang kali seperti itu aku
sepertinya mulai tidak sopan dan berlebihan dalam becanda dan mulai
mengatakannya bahkan ketika dia makan.
"Dek, mu kalau mau bilang makanan sampah bilang aja tapi jangan pas kakak makanlah"
Ujarnya dengan tetap senyam senyum dan tertawa kecil.
Dan akupun T E R D I A M !
Kehadirannya
disambut dengan hangat oleh penduduk pondokan waktu itu, menurutku
karena sikapnya yang mau memahami karakter setiap orang juga supel
(supel sekali hahah). Semangat nya membaca sedikit banyaknya menular
padaku dan aku salut sekali dengannya dalam bab membaca. Bagiku membaca
buku ya membaca dan dipahami. Tapi dengannya buku-buku yang dianggap
bagus dibuat resumenya, tidak ada yang menyuruh. Juga kitab-kitab
terkenal seperti Alhikam jika tersedia di ebook di internet langsung
diprint. Ckckck
Dan dalam menghafal Al-Quran,
mendengarkannya melantunkan muroja’ah adalah hal yang paling aku
tunggu-tunggu. Aku tidak tau sampai detik ini telah berapa jus yang
dihafalnya.
Semoga tetap istiqomah kakak....! ^_^ FIGTINGGGG!!! Mimpi itu bukan bengak-bengak!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar