Minggu, 09 Maret 2014

Tentang Teman Sekamar Kesembilan (About The ninth Roomate)

Sering gonta ganti teman sekamar  itu merupakan prestasi ku saat di pondokan, gak bangga sih… terkadang aku malah sering bertanya sendiri “WHY?”  tapi akhirnya mendengar kan penjelasan mereka yang bermacam ragam aku bisa mengikhlaskan ketika mereka pergi meninggalkanku… sendiri… sepi… sunyi…. (sadar! Sadar!)
Baiklah… yang pastinya bukan aku penyebab musababnya, disatu sisi aku merasa senang bisa mengenal lebih dekat lebih  banyak orang dari  penghuni pondokan lainnya.

Dan, ini tentang teman sekamar kesembilan… seingatku yang paling lama menemani hari-hariku dibanding yang lainnya, dia akhirnya pergi pun karena memang harus pergi, eh tapi kenapa ya pas wisudanya dulu tak bisa ku hadiri…lupa! Ah sudahlah

Awal pertemuan kami kondisi ku saat itu benar-benar lelah sepulang dari kampus. Sehingga ketika menyapanya ekspresi ku benar-benar datar dan melihatnya masih menyusun barang-barang aku malah pergi ke kamar lain. Belum kenal sih…ALIBI! He
Itulah sepenggal kisah pertemuan kami, kesan pertama ku melihatnya sepertinya dia termasuk sosok yang membosankan pendiam, tenang, dan tak banyak bicara. Tapi dalam satu minggu hipotesa ku tentangnya runtuh!

Sebenarnya aku ingin menuliskan banyak kisah tapi apalah daya, lupa-lupa ingat... ^^7 yang jelas kemanisan dan kehangatan ukhuwah itu yang aku rasakan.

Ada satu keahliannya yang membuat ku terdiam suatu waktu.
_Menasehati sambil bercanda_
Seperti biasa kami menyebut makanan junk food seperti bakso mie instan de el el sebagai makanan sampah. Dan aku paling sering mengganggunnya dengan kata-kata ini ketika dia membeli bakso bakar atau makan mie instan.
"Kakak..., apalah ni makan MAKANAN SAMPAH!" Ujarku nada agak kasar
Dia hanya senyam senyum dan tertawa kecil  karna mengerti memang aku tengah bercanda,dan saat itu aku merasa ahh dia mengerti gak apa-apalah.

Tapi karena sikapnya yang hanya senyam senyum berulang kali seperti itu aku sepertinya mulai tidak sopan dan berlebihan dalam becanda dan mulai mengatakannya bahkan ketika dia makan.
"Dek, mu kalau mau bilang makanan sampah bilang aja tapi jangan pas kakak makanlah"
Ujarnya dengan tetap senyam senyum dan tertawa kecil.
Dan akupun T E R D I A M !


Kehadirannya disambut dengan hangat oleh penduduk pondokan waktu itu, menurutku karena sikapnya yang mau memahami karakter setiap orang juga supel (supel sekali hahah). Semangat nya membaca sedikit banyaknya menular padaku dan aku salut sekali dengannya dalam bab membaca. Bagiku membaca buku ya membaca dan dipahami. Tapi dengannya buku-buku yang dianggap bagus dibuat resumenya, tidak ada yang menyuruh. Juga kitab-kitab terkenal seperti Alhikam jika tersedia di ebook di internet langsung diprint. Ckckck
Dan dalam menghafal Al-Quran, mendengarkannya melantunkan muroja’ah adalah hal yang paling aku tunggu-tunggu. Aku tidak tau sampai detik ini telah berapa jus yang dihafalnya.

Semoga tetap istiqomah kakak....! ^_^ FIGTINGGGG!!! Mimpi itu bukan bengak-bengak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar