“UDAH BESAR GINI MASIH AJA BELUM DISAPIH
APA GAK MIKIR?!!”
Kurang lebih seperti itulah kata-kata dari seorang ustadz ketika kajian Alhikam kemarin sore di mesjid Arfaunnas tercinta, yang hingga saat ini masih menggema lengkap dengan ekspresinya. Ya...! ekspresi yang mengingatkanku pada sosok salah satu abang ku saat memberikan “ceramah singkat spesial” (bahasa halus untuk marah) nya pada ku. PERSIS!
Kurang lebih seperti itulah kata-kata dari seorang ustadz ketika kajian Alhikam kemarin sore di mesjid Arfaunnas tercinta, yang hingga saat ini masih menggema lengkap dengan ekspresinya. Ya...! ekspresi yang mengingatkanku pada sosok salah satu abang ku saat memberikan “ceramah singkat spesial” (bahasa halus untuk marah) nya pada ku. PERSIS!
Kita kembali ke
ustadz..., kata-kata yang menyengat itu terlontar setelah membahas tentang
penciptaan manusia, hingga membahas tentang kasih sayang seorang ibu. Nah,
kelanjutanya ada ayat yang membahas tentang disapih setelah 2 tahun. Tapi beliau
menerangkan panjang lebar tentang makna disapih. Dan kata-kata itu....
kata-kata itu..! Sakitnya tuh disini, disana juga, dimana-mana sakit!!!
Baiklah, to the poin
aja... Jadi maksud beliau sudah besar gini pun masih belum mandiri juga, masih
juga nunggu kiriman dari ortu dikampung...
Intinya KAPAN MANDIRINYA?
Intinya KAPAN MANDIRINYA?
Hmmm...
Dan, lagi-lagi aku
merasa kecil ditengah mereka, mereka yang dengan kesungguhannya untuk mandiri telah
membuatku terdiam....
Gak usah jauh-jauh,
masih di kota bertuah ini.
Ada seorang teman berhasil membiayai hidup dan biaya kuliahnya dengan menerima jahitan pakaian, padahal dia dulunya tidak tau apa-apa tentang jahit menjahit... dia yang dengan tekad membaja hanya butuh beberapa hari untuk belajar menjahit dan dia... dengan keterbatasannya waktu itu membeli mesin jahit second lalu perlahan merintis usahanya hingga telah dikenal seantereo kampus.
Ada seorang teman berhasil membiayai hidup dan biaya kuliahnya dengan menerima jahitan pakaian, padahal dia dulunya tidak tau apa-apa tentang jahit menjahit... dia yang dengan tekad membaja hanya butuh beberapa hari untuk belajar menjahit dan dia... dengan keterbatasannya waktu itu membeli mesin jahit second lalu perlahan merintis usahanya hingga telah dikenal seantereo kampus.
Dan, ada pula seorang adik,
lebih muda 3 tahun dariku, tadi malam aku coba membayangkan apa yang tengah
dilakukannya tadi malam. Mungkin sedang mengadon adonan kue donat atau mencetak
puding yang akan di jual untuk besok pagi
atau mungkin juga masih mengerjakan tugas-tugasnya yang bejibun.
Ya, sejak hari senin
hingga hari ini dia mulai merintis usaha menjual donat dan puding ke
kost-kostan. Dan ketika mengantarkan donatnya tadi pagi ke kost ku, dengan
matanya yang berbinar-binar dia berkata: “Kak, akhirnya kami berhasil tidur cuma
beberapa jam!!!”
Meski respon ku cuma senyum
datar plus kasi semangat tapi hati ini gerimis mendengarnya, ada bangga juga
bercampur haru.
Speechless...!
Bagaimana aku??? Atau juga kamu yang sedang baca...
. . . . . . . .
Kemandirian, nyala api
kesungguhan di dada yang dulu sempat berpijar walau sebentar.
Kemandirian, tidak akan
terwujud dengan banyak alasan apalagi bermalas-malasan.
Kemandirian, seperti mereka yang telah membuktikan, nothing impossible
Kemandirian, kapan ya
bisa mandiri?
Kemandirian, as soon as
possible!
Yeah...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar