Baiklah, sebelum
kita jauh memutar waktu kembali ke 14 abad silam
Terimakasih untuk K
Eka dan K Piet yang telah mendorong (dibaca: memaksa) untuk membaca kisah
seorang tokoh luar biasa dunia hingga akhirat!
Honestly, meski awalnya terasa berat tapi setelah jauh berkelana dalam kisahnya, aku terkesima level up dengan pemilik hentakan terompah di surga ini.
Honestly, meski awalnya terasa berat tapi setelah jauh berkelana dalam kisahnya, aku terkesima level up dengan pemilik hentakan terompah di surga ini.
Sarat hikmah yang
bisa kita ambil dari kisah Bilal Bin Rabah (Semoga Allah Ridho kepadanya)
First of all,
Indahnya agama Islam, ANTI-RASISME.
Sejak beribu tahun
silam Islam menyerukan persamaan derajat manusia tak peduli status sosialnya,
suku, bangsa, pun warna kulitnya.. putih,hitam, coklat, kuning, kelabu asap
doesn’t matterlah!
Dan dari sini kita
sudah bisa menampik segala tudingan mengenai rasisme dalam Islam.
Bilal bin
Rabah, kisah hidupnya abadi hingga
kini. Seorang hamba sahaya berasal dari
kalangan tertindas dimasanya, ibunya Hamamah merupakan seorang budak wanita yang
tinggal di Mekkah, maka Bilal pun dibesarkan di Mekkah sebagai seorang budak.
Setelah ayahnya meninggal Bilal di warisi kepada Umayyah Bin Khallaf, tokoh
penting kaum Quraisy.
Cukup memilukan memang,
tapi siapa sangka seorang budak yang di pandang sebelah mata ini kelak
menjadi muadzin pertama dalam Islam.
Kita tidak bisa
memilih, seperti apa orang tua kita, bagaimana kondisi kehidupan kita
Tapi kita bisa
memilih bagaimana menjalani hidup ini
hmm. . .
Second of all, THE POWER OF IMAN!
Yang udah pernah
nonton The Message pasti bisa membayangkan betapa ngerinya siksaan yang mendera
Bilal bin Rabah dan juga beberapa sahabat dan sahabiyah lainnya, yang belum
nonton ayo di tonton filmnya. Bilal termasuk dalam golongan orang-orang yang
pertama memeluk Islam dan orang-orang yang pertama memeluk Islam ini merasakan
siksaan yang amat sangat. . .!! Terlebih lagi kalangan hamba sahaya, tak ada
pembela.
Ditengah teriknya
matahari dan panasnya padang pasir yang menyengat, pakaian mereka dibuka dan
dipakaikan baju besi mereka di jemur, dicambuk, di caci maki dll.
Dan ini sedikit lebih detail yang terjadi
pada Bilal bin Rabah
Masih ingat Umayyah
bin Khallaf?
Ok , tokoh penting
kaum Quraisy sekaligus pemilik Bilal bin Rabah.
Dia bersama
algojonya paling banyak menyiksa Bilal.
Mereka menghantam
punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad
… (Allah Maha Esa).”
Mereka menindih dada
telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad,
Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap
mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Mereka memaksa Bilal
agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya.
Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab,
“Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin
hebat dan keras.
Apabila merasa lelah
dan bosan menyiksa, leher Bilal diikat
dengan tali yang kasar lalu diserahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan
anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya.
Bilal terus saja mengumandangkan pernyataan agungnya, Ia terus
mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah
“Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” .
“Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” .
Dari manakah
datangnya keistiqomahan sedahsyat itu kalau bukan dari dahsyatnya kekuatan dan keteguhan iman
yang dimilikinya.
Allahu Akbar!
Lanjut Bagian 2. . . .

Cemburu pd iman Bilal.
BalasHapusCepat sambung mu
ditunggu bagian 2 nya :)
BalasHapus---
Supplier Tas Batam
setahun pun berlalu
Hapusduh maaf mbak nya... hehe
semoga masih menunggu :)